tentang ukirsari

samar-samar ingatan saya melesat ke beberapa tahun ke belakang, saat di sudut perpustakaan, membaca koleksi majalah, gratisan tentunya, tidak ada cukup uang untuk membeli buku kala itu, baik buku pelajaran apalagi fiksi.

entah beberapa tahun saya tak putus lelah menyambangi perpustakaan yang berjarak empat kilometer dari rumah, demi paragraf pertama di atas : membaca gratis, tujuan utama saya kalau tidak novel-novel ringan, adalah koleksi majalah Hai yang lumayan lengkap disitu.

Majalah Hai tahun 1990-an menurut saya puncak kerennya majalah itu, banyak tulisan-tulisan keren, berupa cerpen, cerial, cerbung, dan alur ceritanya selalu beda, seakan melawan alur kisah yang umum.  Penulis-penulisnya apalagi, bubin LantanG yang terkenal dengan anak-anak mama-alin-nya –dan serial satu bandarlampung yang juga masih menjadi favorit saya, sayang tidak dibukukan– , Gola Gong dengan balada si Roy-nya.

Penulis lain dengan alur cerita yang unik, dan ajaibnya sampai sekarang saya masih ingat namanya, apalagi namanya itu sering terselip di alur cerita sebagai salah satu tokoh -yang menurut saya-misterius.

Lalu sampailah hari kemarin, saya membeli majalah NatGeo Traveller -untuk pertama kali!-, semata-mata dikarenakan edisi bulan Juni ini memuat tentang beberapa perjalanan mengelilingi nusantara dan dunia dengan menggunakan sepeda.  Ya saya lagi keranjingan main sepeda sekarang *sekilas info*

Langsung membaca rubrik tentang perjalanan sepeda, setelah tamat dan menarik napas, baru kemudian membolak balik halaman membaca cerita perjalanan yang lain, sekaligus menikmati foto-foto keren yang ada disitu *lalu malah teringat akan EOS 60D yang belum dimaksimalkan keberadaannya di dry box*

Pada satu halaman, mata saya membaca satu nama penulis disitu, R. Ukirsari, itulah penulis yang juga adalah tokoh utama dalam serial yang saya lupa persis judulnya.  Tapi sekali lagi itu tokoh misterius.

Akhirnya tadi cerita misterius itu terjawabkan, komunikasi yang semakin relatif mudah mendekatkan penggemar dan penulis bernama twitter telah menjadi jembatannya, saya follow, saya tanya-tanya kebenarannya, dan lalu malah saya balik di follow!  Keren sekali !  Terimakasih.

sungguh saya masih berharap serial Micha-Keke-Jalu itu dibukukan, saya akan memesannya dan membelinya jika nanti terbit.

tapi, oh bukan tapi, dan, tampaknya jauh akan lebih keren lagi mungkin jika suatu saat perjalanan the real ukirsari menjadi sebuah buku juga, sebab ceritanya tentu tak lagi sekedar tentang lukisan misterius dan alur cerita yang membuat penasaran akan kelanjutannya di episode-episode berikutnya, tapi tentang perjalanan hidup ke penjuru dunia yang luas.


About this entry